Senin, 25 Februari 2013

BENARKAH JOKOWI MENJADI
IKONNYA PARTAI MEGAWATI?

        JOKOWI memang sukses memimpin Surakarta, dan DKI Jakarta yang kini di tangan Jokowi – Ahok juga mulai menuju arah perbaikan. Tapi jika Wong Solo ini kemudian dianggap sebagai ikonnya PDIP, benarkah? Kasihan itu barang, mana kala ada pilgub “ditenteng-tenteng” Megawati untuk mengerek suara calon PDIP. Buktinya di Jawa Barat, pasangan Rieke – Teten Masduki hanya menjadi runer up.
            Pilkada Jawa Barat telah usai. Meski baru perhitungan sementara, 9 lembaga quick count menempatkan pasangan Ahmad Heryawan – Dedy Miswar sebagai pemenang (32 %), sementara Rieke – Teten Masduki di posisi kedua (27 %). Walhasil, bayangan indah Megawati bahwa PDIP akan menuai sukses sebagaimana pilgub di DKI Jakarta, terhenti pada fatamorgana. Justru calon PKS yang diprediksi banyak kalangan bakal mlenyek (hancur) gara-gara presiden partainya kena kasus korupsi, malah berkibar. Pantas saja presiden PKS yang baru Anis Matta, matanya menjadi berbinar-binar.
            Bahwa tokoh beken bisa mendulang suara, memang tak bisa dibantah. Tapi bila kemudian sosok beken Jokowi dianggap sebagai ikonnya PDIP, masih bisa diperdebatkan. Tapi sepertinya Megawati sebagai Ketum PDIP sangat meyakini, sehingga manakala ada pilgub dia menenteng-nenteng Jokowi untuk mengerek suara calon PDIP. Saat di Jabar, Jokowi diajak ke Bandung. Kemudian menjelang pilgub Sumatera Utara, Jokowi kembali dibawa-bawa. Sayangnya, belum juga berangkat ke Medan, terlanjur sakit itu barang!
            Benarkah Jokowi kader PDIP? Sejatinya dia non partisan. Dia masuk PDIP hanya karena dalam pilkada calon harus punya kendaraan politik. Tapi setelah jadi Walikota Solo dan juga Gubernur DKI Jakarta kini, pernahkah dia ngomong politik? Dalam acara-acara penting PDIP memang sering hadir dan berjaket merah pula, tapi itu hanya sekedar oman-amin saja ibaratnya orang kenduri. Juga dalam pilgub DKI Jakarta, awalnya Taufik Kiemas kan tidak setuju Jokowi maju. Tapi setelah diyakinkan oleh Prabowo dan Gerindranya, barulah dia melenggang! – gunarso ts.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar