Kamis, 27 Juni 2013
Senin, 18 Maret 2013
Malin Kundang Bicara
Narkoba
di Drama Musikal BNN
Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui
Direktorat Diseminasi Informasi Deputi Bidang Pencegahan, bekerjasama dengan
Reny Djayoesman Enterprise, Kemendikbud dan Pusat Kesenian Jakarta- Taman
Ismail Marzuki (TIM) menggelar seni teater tanah air yang mengangkat Malin
Kundang dalam drama musikal, di Graha Bhakti Budaya, TIM, Minggu (17/3) pukul
16.00 – 17.30 WIB.
Direktur Diseminasi Informasi Deputi Bidang
Pencegahan BNN, Drs. Gun Gun Siswadi, yang hadir dalam pergelaran tersebut
mengungkapkan, pergelaran seni Teater Tanah Air yang diselenggarakan di DKI
Jakarta ini merupakan sarana diseminasi informasi dalam penyampaian informasi
tentang P4GN yang dikemas dalam bentuk pementasan seni teater dalam upaya
penyebarluasan informasi dalam hal ini tentang pencegahan penyalahgunaan
narkoba.
“Dengan kegiatan ini pula, diharapkan pelajar,
mahasiswa dan pekerja dapat hidup sehat dan bebas dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba,” kata Gun Gun.
Sementara itu dalam pementasan kali ini,
sutradara Jose Rizal Manua menghadirkan sesuatu yang berbeda dibanding
pementasan-pementasan sebelumnya. Jose memang sering menampilkan drama bertema
anak-anak, Untuk pementasan drama musikal Malin Kundang ini, para pemain tampil
dengan kostum yang unik dengan warna-warni
yang mencolok. Intinya, anak-anak tampak nge-jreng dari ujung rambut
hingga ujung kaki.
Uniknya lagi Jose mengemas drama ini dalam gaya
improvtu, gaya ini sempat populer di Eropa dan Amerika tahun 60 – 70, bentuk
cerita berbingkai. “Ini adalah drama di dalam sebuah drama, konsepnya
sekelompok anak yang sedang bermain drama,” kata Jose Minggu (17/3) usai pementasan di Graha Bhakti
Budaya, TIM.
Tidak
hanya tampilan yang menarik, tetapi juga nilai moral yang ingin disampaikan
kepada khalayaknya betapa pentingnya menghargai orangtua terutama Ibu. (ucha)
Teks
foto.. Direktur Diseminasi Informasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, Drs. Gun Gun
Siswadi dan Para pendukungdrama musikal Maling Kundang. 

Kamis, 07 Maret 2013
Methylone Menyerang Susunan Syaraf Otak Pusat
Rabu, 6 Maret 2013, JAKARTA - Para pelajar
SLTA/SMK harus berhati-hati dengan jenis-jenis narkoba yang baru dengan
berbagai bentuk penyanjian, seperti dalam tablet, kapsul, bubuk dengan cara pemakaian di hirup, minum dan di
telan. Biasanya pengedar menawarkan dengan mengiming-imingi sebagai obat
stamina, yang menelannya menjadi
kuat. Salah satu yang paling dikenal bernama Methylone (3,4 metilene
dioximetilkatilone), dampaknya empat kali lebih keras dari pil ekstasy yang
lebih dahulu beredar dan telah dikenal luas.
“Harus benar-benar diwaspadai dan
dikenali para pelajar agar kalian (siswa-red) tidak mudah terjebak untuk memakainya,”ujar Dr Djoko
Purnomo dari Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) pada diskusi terbatas
di Aula SMA Negeri 2 Jakarta ,
Sabtu (2/3).
Diskusi yang diikuti sekitar 100
pelajar SMA 2 Negeri diselenggarakan Deputi Bidang Pencegahan BNN bekerjasama dengan alumni SMA Negeri 2, yang mengadakan acara reuni dihadiri
puluhan alumni antara lain Hendro Priyono, mantan Kepala BIN.
Dr Djoko menjelaskan bila
dikonsumsi sembarangan, jenis Methtylone ini bekerja dengan ganas karena
menyerang susunan otak pusat yang mengakibatkan pemakainya berhalusinasi
(khayal), susah tidur, jantung dipacu lebih cepat, mual dan muntah-muntah dan
dapat juga berakibat mata juling (jereng).
“Dampaknya luar biasa. Itu sebabnya harus benar-benar diwaspadai.
Bila menemukan ada yang memakainya cepat-cepat
laporkan petugas kepolisian,” katanya seraya menambahkan bandar narkoba
melalui jaringan pengedarnya menggunakan berbagai macam cara karena mereka
tidak perduli latar belakang konsumen, seperti kalangan pelajar adadlah sasaran
empuk mereka.
Menurut Dr Djoko, kini di antara
100 orang warga DKI Jakarta terdapat tujuh orang pecandu narkotika.
Diperkirakan di tahun 2015 jumlah pemakai narkotika mencapai 5 juta orang
lebih. “Padahal tempat-tempat rehabilitasi masih sangat kurang. Itu sebabnya
harus benar-benar diwaspadai peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BNN Komjen Pol. Anang Iskandar, yang ditemui ditempat
terpisah mengharapkan kepada para pelajar untuk pandai-pandai mengendalikan diri,
masih banyak dalam hidup ini hal-hal yang menyenangkan, “Buat diri kalian
bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun lingkungan dengan menyalurkan bakat, melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga tidak ada waktu lagi buat mikirin
narkoba” kata Komjen Anang Iskandar. (pas)
Selasa, 05 Maret 2013
HARI-HARI KUTU LONCAT
BEREBUT CARI “COKLAT”
MESTINYA partai hidup karena anggotanya.
Tapi di negeri ini justru terbalik, politisi cari kehidupan lewat partai. Maka
di musim rekrutmen caleg dewasa ini, banyak politisi jadi kutu loncat karena
mencari “coklat”. Dari mereka yang berkwalitas sampai yang sekedar politisi
abal-abal, berloncatan lahan baru yang diprediksi lebih menjanjikan. Bila
kalkulasinya tepat, beruntunglah mereka; bisa duduk manis di Senayan apa DPRD.
Tanggal 9 April 2013 tinggal sebulan
lagi, itulah deadline penyerahan Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPR
maupun DPRD. Baik partai peserta Pemilu maupun politisi dan calon politisi
sama-sama sibuk. Partai menjaring dan mencari caleg untuk DPR dan DPRD,
sedangkan politisi mencari partai yang menjanjikan, yang diprediksi bisa
membawa perubahan ekonomi dirinya di masa mendatang. Maka partai Gerindra yang
hanya syaratkan bayar Rp 50.000,- di DPD Jatim, sekali gebuk sudah terima 300
caleg, meski yang dibutuhkan hanya 100 sesuai jumlah kursi di DPRD Jatim.
Hasil survei SMRC (Saiful Mudjani
Research & Consulting) memang berhasil mengubah perpolitikan nasional.
Selain merontokkan Anas Urbaningrum dari kursi Ketum PD, banyak pula politisi
yang berloncatan keluar karena diprediksi partainya tak lagi menjanjikan.
Hanura misalnya, politisi sekaliber Akbar Faisal loncat ke NasDem, begitu pula
Enggartiasto dan Jefri Goevani dari Golkar juga berlabuh ke NasDem. Tapi Golkar
sendiri terima kutu loncat baru Misbakhun mantan napi asal PKS. Lily Wahid yang
merasa PKB sudah tidak menjanjikan lagi, juga ikutan hip.....loncat ke Golkar.
Partai Demokrat yang sedang bingung
mencari ketua umum, nampaknya tak diminati para kutu loncat. Bahkan, gencarnya
pasang iklan mencari 560 caleg, menandakan partai itu kekurangan kader untuk
mengisi kursi Senayan. Yang menarik, meski cari caleg terkesan “diobral”, DPD
Partai Demokrat Jatim mewajibkan Caleg tunjukkan bukti bahwa punya rekening minimal
Rp 250 juta. Alasannya, Demokrat tak mau kadernya mencari hidup dalam partai.
Artinya, orang siap menjadi politisi ketika urusan dapurnya sudah selesai. – gunarso ts
powered by Google |
Berbagai ruas jalan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dll rawan dengan ranjau paku. Bagi pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor, tentu akan merasa sangat kesal jika terkena ranjau paku yang sengaja ditebarkan tersebut. Siapa penyebarnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Bagi pengendara sepeda motor memang sangat sulit untuk menghindarinya. Apalagi, jika ranjau-ranjau paku tersebut menyebar di seluruh badan jalan.
Tips dan trik berikut ini didapat dari relawan Sapu Bersih Ranjau Paku (SABER) Community. Komunitas ini memang sangat prihatin dengan banyaknya ranjau paku yang ditebarkan oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, setiap harinya relawan dari komunitas tersebut menyisir sejumlah ruas jalan untuk memunguti ranjau paku
Menurut Abdul Rohim, Wakil Ketua SABER Community, ranjau-ranjau paku bukan tidak mungkin untuk dihindari. Salah satu caranya adalah dengan melintas secara perlahan di ruas jalan yang terdapat banyak ranjau paku. "Dengan kecepatan dibawah 40 kilometer per jam, maka paku-paku tersebut tidak akan menancap di ban motor kita," kata Abdul Rohim.
Sambung Rohim, ranjau paku akan langsung menancap pada ban, jika pengendara sepeda motor memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Apalagi jika menginjak pas di 'topi' pangkal paku yang masih terlihat bagus. Jika 'topi' pangkal paku tersebut diinjak, maka secara otomatis paku akan berdiri dan menancap ban.
Selain memacu kendaraan secara perlahan, cara lainnya adalah dengan mewaspadai jalan-jalan yang rawan akan tindakan tidak terpuji tersebut. Saat ini, ruas jalan yang masih rawan ranjau paku adalah Jalan KH Hasyim Ashari, Gajah Mada, Majapahit, Medan Merdeka Utara dan Underpass Senen yang berada di Jakarta Pusat. Sedangkan di Surabaya adalah Jalan Mastrip, Sier, Mayjen Sungkono, Ciliwung.
Agar lebih aman lagi terhadap bahaya ranjau paku, sebaiknya ban diganti dengan yang tubeless. Dengan ban tubeless, paku yang menempel tidak langsung membuat kempes ban motor. Terlebih, jika lubang yang terkena ranjau tersebut langsung tertutup oleh elemen lain yang menempel di ban. Sehingga, tekanan angin tidak akan cepat keluar dari ban.
Dengan mengganti ban tubeless, pengendara juga bisa aman dari berbagai tindakan kejahatan sebagian tukang tambal ban yang kerap mematok tarif mahal dan diluar kewajaran. Oleh karena itu, ketika mengganti ban tubeless maka harus dilengkapi dengan alat penambal ban tubeless (tubeless repair kit). Alat ini bisa disimpan di bagasi motor sehingga kalau ban bocor kena paku di jalan, bisa langsung ditambal sendiri.
Memang agak mahal, mengganti ban biasa ke ban tubeless. Namun, setidaknya upaya tersebut menjadi salah satu langkah untuk menghindari berbagai bahaya ranjau paku dan tukang tambal ban yang 'nakal'.
Tips dan trik berikut ini didapat dari relawan Sapu Bersih Ranjau Paku (SABER) Community. Komunitas ini memang sangat prihatin dengan banyaknya ranjau paku yang ditebarkan oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, setiap harinya relawan dari komunitas tersebut menyisir sejumlah ruas jalan untuk memunguti ranjau paku
Menurut Abdul Rohim, Wakil Ketua SABER Community, ranjau-ranjau paku bukan tidak mungkin untuk dihindari. Salah satu caranya adalah dengan melintas secara perlahan di ruas jalan yang terdapat banyak ranjau paku. "Dengan kecepatan dibawah 40 kilometer per jam, maka paku-paku tersebut tidak akan menancap di ban motor kita," kata Abdul Rohim.
Sambung Rohim, ranjau paku akan langsung menancap pada ban, jika pengendara sepeda motor memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Apalagi jika menginjak pas di 'topi' pangkal paku yang masih terlihat bagus. Jika 'topi' pangkal paku tersebut diinjak, maka secara otomatis paku akan berdiri dan menancap ban.
Selain memacu kendaraan secara perlahan, cara lainnya adalah dengan mewaspadai jalan-jalan yang rawan akan tindakan tidak terpuji tersebut. Saat ini, ruas jalan yang masih rawan ranjau paku adalah Jalan KH Hasyim Ashari, Gajah Mada, Majapahit, Medan Merdeka Utara dan Underpass Senen yang berada di Jakarta Pusat. Sedangkan di Surabaya adalah Jalan Mastrip, Sier, Mayjen Sungkono, Ciliwung.
Agar lebih aman lagi terhadap bahaya ranjau paku, sebaiknya ban diganti dengan yang tubeless. Dengan ban tubeless, paku yang menempel tidak langsung membuat kempes ban motor. Terlebih, jika lubang yang terkena ranjau tersebut langsung tertutup oleh elemen lain yang menempel di ban. Sehingga, tekanan angin tidak akan cepat keluar dari ban.
Dengan mengganti ban tubeless, pengendara juga bisa aman dari berbagai tindakan kejahatan sebagian tukang tambal ban yang kerap mematok tarif mahal dan diluar kewajaran. Oleh karena itu, ketika mengganti ban tubeless maka harus dilengkapi dengan alat penambal ban tubeless (tubeless repair kit). Alat ini bisa disimpan di bagasi motor sehingga kalau ban bocor kena paku di jalan, bisa langsung ditambal sendiri.
Memang agak mahal, mengganti ban biasa ke ban tubeless. Namun, setidaknya upaya tersebut menjadi salah satu langkah untuk menghindari berbagai bahaya ranjau paku dan tukang tambal ban yang 'nakal'.

Minggu, 03 Maret 2013
Dimana Empat
Juta Pecandu Narkoba Harus Direhabilitasi?
Senin, 4 Maret 2013, BOGOR - Dimana empat juta
pecandu narkoba yang ada di Indonesia ini harus direhabilitasi? Pertanyaan itu
dilontarkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar,
mengingat fasilitas rehabilitasi yang dimiliki oleh BNN sangat terbatas dan
tidak mampu menampung pecandu narkoba yang ingin direhabilitasi. Saat ini,
kapasitas lokasi BNN untuk merehabilitasi para pecandu narkoba hanya sekitar 2.000 orang.
Untuk itu diperlukan keterlibatan semua
komponen masyarakat, DPR dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian
Kesehatan, Kementerian Sosial dan Kementerian Agama, untuk mendorong
terbentuknya tempat-tempat rehabilitasi di seluruh Indonesia. Dengan
tersedianya tempat-tempat rehabilitasi di seluruh Indonesia, para pecandu
narkoba dapat dengan cepat disembuhkan, “Kalau semua pencadu narkoba telah
sembuh dan tidak lagi mengkonsumsi narkoba, dengan sendirinya pasar narkoba di
Indonesia akan mati dan para bandar gulung tikar,” kata Kepala Badan Narkotika
Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar saat meninjau tempat rehabilitasi pencandu narkoba di Lido,
Bogor, Sabtu (2/3).
Selan itu, mantan Gubernur Akpol, ini juga
mengimbau kepada para pengusaha untuk menyediakan tempat rehabilitasi bagi
pencandu narkoba,"Kami mengimbau kepara orang-orang kaya atau pengusaha di
Indonesia yang peduli terhadap masa depan bangsa untuk membangun atau menyediakan
tempat-tempat rehabilitasi bagi para korban narkoba," imbaunya.
Bukan hanya kepada orang kaya saja, Anang juga
mengimbau kepada para pengasuh pondok pesantren untuk menyediakan tempat bagi
para pecandu narkoba untuk direhabilitasi, “Pondok-pondok pesantren merupakan
tempat yang pas untuk tempat rehabilitasi, seperti pondok pesantren Suryalaya,
Tebu Ireng, atau Gontor. Kalau semua bergerak dan peduli terhadap kesembuhan
para pecandu narkoba, saya yakin permasalahan narkoba di Indonesia bisa diatasi,
dan Indonesia Bebas narkoba dapat terwujud segera,” tandas Anang.
Keterlibatan para pengusaha kaya dan
pengasuh-pengasuh pondok pesantren yang memiliki kepedulian terhadap masa depan
anak bangsa sangat penting untuk memberantas penyalahgunaan narkoba.
Karena anggaran BNN sangat terbatas.
Kapasitas pusat rehabilitasi di Lido, Bogor, Baddoka, Makassar, Samarinda dan Kepulauan
Seribu hanya sekitar 2.000 orang. Sedang pecandu narkoba di Indonesia mencapai
4 juta orang lebih. Ini perlu dipikirkan
dan dicarikan solusinya segera. (pas)
Sabtu, 02 Maret 2013
Selasa, 26 Februari 2013
Bingung memilih kado atau kenang-kenangan untuk atasan, teman ataupun kekasih anda. Mungkin pilihan yang tepat adalah memberinya hadiah karikatur, disamping unik, lucu, karikatur juga merupakan
salah satu media untuk mengekplorasi ekspresi tanpa pembatasan. Cocok sebagai pajangan di acara pernikahan dan bisa dicetak / diperbanyak dalam bentuk postcard sebagai kartu ucapan
Idul Fitri, Natal ,
Tahun Baru, Pembutan karikatur ini memakai tehnik hand drawing dengan plus digital. Anda bisa menentukan temanya sendiri
“BAND” DEMOKRAT SIBUK
PERBAIKI
SOUND SYSTEM
KATA mantan Wapres Jusuf Kalla, panggung pilpres itu tak
ubahnya pentas musik. Partai itu ibaratnya band, sedangkan capres adalah
penyanyi. Maka yang terjadi kemudian, ada penyanyi tak punya band, ada pula band
tak punya penyanyi. Yang parah, ada band bagus tapi penyanyinya bersuara
sumbang. Tapi paling mengharukan, ada band yang boro-boro mikir penyanyi,
karena dia masih sibuk perbaiki sound system dan instrumen musiknya.
Sesuai UU
Pilpres No. 42 tahun 2008, calon independen dalam Pilpres memang tidak
dimungkinkan. Maka bertolak dari pendapat JK, capres tanpa dukungan parpol sama
saja dengan pengamen biskota yang hanya bermodal mulut dan tepukan tangan.
Fajrul Rachman pernah mengkritisi hal ini, tapi uji materinya UU Pilpres
tersebut dimentahkan di Mahkamah Konstitusi. Karena itulah posisi tawar parpol
menjadi semakin tinggi. Minta dukungan nyapres, siap-siap jawab pertanyaan:
“Wani pira?”
Dewasa ini
“pengamen” muda itu adalah Farhat Abas, karena belum satupun band yang tertarik
mengiringinya, meski punya program unggulan “sumpah pocong” untuk penegakan
hukum. Rhoma Irama meski dilirik oleh
band PKB, sepertinya hanya dijadikan penyanyi cadangan, karena faktanya PKB
masih melirik penyanyi lain. Begitu pula Golkar, meski Bung Ical selaku
pemimpin band itu ikutan jadi penyanyi, tapi suaranya masih sumbang, meski dia
sudah menguasai teori musik dan not
balok.
Paling
mengharukan adalah band Demokrat. Di kala band-band lain siap-siap ikut lomba
di tahun 2014, Anas Urbaningrum malah menyatakan berhenti sebagai pemimpin
band. Maka di kala lomba itu tinggal 1,5 tahun lagi, mereka masih sibuk
memperbaiki instrumen musik dan sound systemnya.
Jadi boro-boro mikir penyanyinya, wong cari pemimpin band yang baru saja belum ketemu.
Kini mereka masih sibuk menyetem gitar elektriknya, teng teng ting teng…… - gunarso ts
Senin, 25 Februari 2013
BENARKAH JOKOWI MENJADI
IKONNYA PARTAI MEGAWATI?
JOKOWI memang sukses memimpin Surakarta, dan DKI
Jakarta yang kini di tangan Jokowi – Ahok juga mulai menuju arah perbaikan.
Tapi jika Wong Solo ini kemudian dianggap sebagai ikonnya PDIP, benarkah?
Kasihan itu barang, mana kala ada pilgub “ditenteng-tenteng” Megawati untuk
mengerek suara calon PDIP. Buktinya di Jawa Barat, pasangan Rieke – Teten
Masduki hanya menjadi runer up.
Pilkada Jawa Barat telah usai. Meski
baru perhitungan sementara, 9 lembaga quick count menempatkan pasangan Ahmad
Heryawan – Dedy Miswar sebagai pemenang (32 %), sementara Rieke – Teten Masduki
di posisi kedua (27 %). Walhasil, bayangan indah Megawati bahwa PDIP akan
menuai sukses sebagaimana pilgub di DKI Jakarta, terhenti pada fatamorgana.
Justru calon PKS yang diprediksi banyak kalangan bakal mlenyek (hancur) gara-gara presiden partainya kena kasus korupsi,
malah berkibar. Pantas saja presiden PKS yang baru Anis Matta, matanya menjadi
berbinar-binar.
Bahwa tokoh beken bisa mendulang
suara, memang tak bisa dibantah. Tapi bila kemudian sosok beken Jokowi dianggap
sebagai ikonnya PDIP, masih bisa diperdebatkan. Tapi sepertinya Megawati sebagai
Ketum PDIP sangat meyakini, sehingga manakala ada pilgub dia menenteng-nenteng
Jokowi untuk mengerek suara calon PDIP. Saat di Jabar, Jokowi diajak ke
Bandung. Kemudian menjelang pilgub Sumatera Utara, Jokowi kembali dibawa-bawa.
Sayangnya, belum juga berangkat ke Medan, terlanjur sakit itu barang!
Benarkah Jokowi kader PDIP?
Sejatinya dia non partisan. Dia masuk PDIP hanya karena dalam pilkada calon
harus punya kendaraan politik. Tapi setelah jadi Walikota Solo dan juga
Gubernur DKI Jakarta kini, pernahkah dia ngomong politik? Dalam acara-acara
penting PDIP memang sering hadir dan berjaket merah pula, tapi itu hanya
sekedar oman-amin saja ibaratnya
orang kenduri. Juga dalam pilgub DKI Jakarta, awalnya Taufik Kiemas kan tidak
setuju Jokowi maju. Tapi setelah diyakinkan oleh Prabowo dan Gerindranya, barulah
dia melenggang! – gunarso ts.
Senin, 18 Februari 2013
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (18/2/2013) siang.
Mengenakan kemeja batik emas, orang nomor satu di Kementan hadir untuk dimintai keterangan sebagai saksi, terkait penyidikan dugaan korupsi pengurusan impor daging sapi di kementeriannya.
"Saya siap menyampaikan ke KPK, dan hari ini saya dimintai keterangan. Saksi kalau tidak salah ada empat orang," kata politisi PKS sebelum diperiksa KPK.
Saat ditanya lebih jauh mengenai kasus tersebut, Suswono memilih segera masuk ke Kantor Abraham Samad Cs.
Juru Bicara KPK Johan Budi, membenarkan bahwa Suswono dimintai keterangan sebagai saksi, untuk para tersangka kasus dugaan korupsi impor daging sapi.
"Sebagai saksi terkait kasus impor sapi," ujar Johan.
Selain memeriksa Suswono, lembaga superbodi juga memanggil saksi-saksi mahkota kasus ini. Mereka adalah Maria Elizabeth Riman, Direktur Utama PT Indoguna Utama; Elda Devianne Adiningrat, Direktur PT Radina Niaga Mulia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Indonesia; serta dua orang pihak swasta, Jerry Roger dan Soewarso Martomihardjo.
Mengenakan kemeja batik emas, orang nomor satu di Kementan hadir untuk dimintai keterangan sebagai saksi, terkait penyidikan dugaan korupsi pengurusan impor daging sapi di kementeriannya.
"Saya siap menyampaikan ke KPK, dan hari ini saya dimintai keterangan. Saksi kalau tidak salah ada empat orang," kata politisi PKS sebelum diperiksa KPK.
Saat ditanya lebih jauh mengenai kasus tersebut, Suswono memilih segera masuk ke Kantor Abraham Samad Cs.
Juru Bicara KPK Johan Budi, membenarkan bahwa Suswono dimintai keterangan sebagai saksi, untuk para tersangka kasus dugaan korupsi impor daging sapi.
"Sebagai saksi terkait kasus impor sapi," ujar Johan.
Selain memeriksa Suswono, lembaga superbodi juga memanggil saksi-saksi mahkota kasus ini. Mereka adalah Maria Elizabeth Riman, Direktur Utama PT Indoguna Utama; Elda Devianne Adiningrat, Direktur PT Radina Niaga Mulia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Indonesia; serta dua orang pihak swasta, Jerry Roger dan Soewarso Martomihardjo.
Tiga dari empat saksi, sudah dicegah bepergian ke luar negeri, yakni Maria, Elda, dan Jerry. Sementara, Maria Elizabeth dan Elda Devianne kerap disebut memiliki peran penting dalam kasus ini.
Keduanya dikabarkan pernah bertemu tersangka Luthfi Hasan Ishaq dan Mentan Suswono di Medan, sebelum operasi tangkap tangan KPK. Dari informasi yang dihimpun, pertemuan mereka untuk membahas kuota impor daging sapi.
Tiga dari empat oknum, mengakui pertemuan itu. Namun, mereka membantah pertemuan dilakukan untuk memuluskan PT Indoguna mendapatkan jatah impor daging sesuai pesanan.
KPK telah menetapkan mantan Presiden PKS sekaligus anggota DPR Lutfhi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, serta dua Direktur PT Indoguna, yakni Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi, sebagai tersangka.
Luthfi dan Ahmad diduga sebagai penerima suap. Sementara Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi diduga berperan sebagai pemberi suap.
KPK juga menyita barang bukti yang diduga uang suap, sebesar Rp 1 milliar. Uang Rp 1 miliar diduga sebagai uang muka, dari total Rp 40 milliar yang akan diberikan PT Indoguna. (*)
Keduanya dikabarkan pernah bertemu tersangka Luthfi Hasan Ishaq dan Mentan Suswono di Medan, sebelum operasi tangkap tangan KPK. Dari informasi yang dihimpun, pertemuan mereka untuk membahas kuota impor daging sapi.
Tiga dari empat oknum, mengakui pertemuan itu. Namun, mereka membantah pertemuan dilakukan untuk memuluskan PT Indoguna mendapatkan jatah impor daging sesuai pesanan.
KPK telah menetapkan mantan Presiden PKS sekaligus anggota DPR Lutfhi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, serta dua Direktur PT Indoguna, yakni Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi, sebagai tersangka.
Luthfi dan Ahmad diduga sebagai penerima suap. Sementara Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi diduga berperan sebagai pemberi suap.
KPK juga menyita barang bukti yang diduga uang suap, sebesar Rp 1 milliar. Uang Rp 1 miliar diduga sebagai uang muka, dari total Rp 40 milliar yang akan diberikan PT Indoguna. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)